Langsung ke konten utama

Tips Memilih Kursi Ergonomis Untuk Bekerja Nyaman di Depan Komputer

Karakteristik pekerjaan yang mengharuskan penggunaan komputer sebagai peralatan kerja membuat para karyawan kantoran, penulis, programmer, hingga pekerja kreatif seperti web designer atau digital artist menghabiskan sebagian besar jam sibuk mereka duduk di depan layar komputer meja (PC desktop) atau laptop. Namun di sisi lain berlama-lama duduk statis di depan layar bukanlah aktivitas yang sehat. Karena itu, untuk mencegah efek buruk terhadap kesehatan seperti sakit punggung (back pain), cedera karena tekanan terus-menerus (repetitive stress injuries), dan sakit leher, kita harus melakukan upaya untuk membuat suasana berkomputasi menjadi seergonomis mungkin. Salah satunya adalah dengan menggunakan kursi kerja berkaidah ergonomik.

tips bekerja nyaman di depan komputerMenurut artikel TWiki yang dipublikasikan oleh situs web Richmond University, Kata ergonomi berasal bahasa Yunani; ergo = bekerja dan nomos = ilmu tentang. Maka ergonomi secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai ilmu tentang segala aspek kegiatan kerja/bekerja. Dalam pengertian yang lebih spesifik, ergonomi adalah studi yang mempelajari teknik dan metode-metode untuk menyelaraskan kegiatan kerja kepada pekerja, membuat kegiatan kerja lebih nyaman sembari mengurangi risiko cedera/kecelakaan kerja.

Kursi ergonomis adalah kursi kerja yang dirancang secara khusus untuk menjaga postur dan menghindari risiko cedera punggung yang disebabkan karena duduk berjam-jam di depan komputer. Kursi ergonomis yang baik akan meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja penggunanya.

Berbagai tipe, ukuran dan desain kursi ergonomis tersedia di pasaran untuk digunakan baik di kantor maupun rumah (home office) dengan harga yang bervariasi. Tidak mudah untuk menentukan jenis kursi yang terbaik, karena hal tersebut tergantung pada kebutuhan spesifik masing-masing pengguna yang berbeda satu sama lain. Rodney K. Lefler, DC dari Spine-health.com menyebutkan tujuh kriteria umum yang harus diperhatikan dalam memilih kursi kerja untuk memenuhi standar sebagai kursi ergonomis:

1. Ketinggian tempat duduk: berkisar antara 16 - 21 inci (40 - 53 cm) dari lantai, dan harus dapat disetel oleh pemakai (adjustable).
2. Lebar dan kedalaman tempat duduk. Standar lebar jok kursi adalah 17 - 20 inci (43 - 51 cm) dengan kedalaman (selisih tinggi dari bagian depan hingga bagian yang menyangga pantat pada tempat duduk/jok) antara 2 - 4 inci (5 - 10 cm).
3. Lumbar support. Kursi ergonomik harus memiliki setelan penyangga pinggang sesuai kebutuhan spesifik masing-masing pengguna
4. Sandaran punggung (backrest) dengan lebar antara 12 - 19 inci (30,5 - 48,2 cm)
5. Material lapisan kursi dari bahan yang dapat "bernapas" (berpori dan dapat mendukung sirkulasi udara sehingga tidak menimbulkan efek negatif apabila digunakan dalam waktu lama)
6. Sandaran lengan (armrest) yang dapat disetel
7. Swivel: penyangga putar kursi harus dapat memutar dengan mudah sehingga pengguna dapat meraih sesuatu tanpa harus terlalu merentangkan tubuhnya dengan sudut yang dapat memicu terjadinya cedera.

Namun harap diperhatikan bahwa patokan yang diberikan oleh Rodney K. Lefler di atas adalah standar buat ukuran tubuh ras kaukasia alias orang bule. Bagi orang Asia, khususnya Indonesia, barangkali masih diperlukan sejumlah penyesuaian ulang. Ini menjadi pekerjaan rumah tersendiri buat para pakar kesehatan punggung dan desainer kursi ergonomis kita.

Kursi kerja Ergonomis Herman Miller AeronTerdapat banyak pilihan kursi kerja dengan kualitas yang - dalam kebanyakan kasus - ditentukan oleh harganya. Kursi kerja dengan harga miring dan medium umumnya menawarkan pendekatan satu kursi untuk semua; alias memiliki desain umum dan tidak dirancang secara spesifik untuk orang/pengguna individual yang dalam kenyataannya pasti memiliki perbedaan ukuran tubuh dan postur.

Sebaliknya, kursi kerja berkualitas tingg selalu tersedia dalam konfigurasi yang dapat diatur untuk pengguna dengan ukuran dan bentuk tubuh yang spesifik. Tidak banyak produsen yang menawarkan kursi kerja ergonomis dengan custom configuration dan multiple size semacam itu, selain beberapa merek luxury seperti VIA Seating, Herman Miller, dan Humanscale.

Anda dapat melihat-lihat berbagai desain kursi kerja berkualitas tinggi yang mereka produksi, dengan mengikuti tautan (link) ke situs nama-nama besar di dunia perancangan kursi berkaidah ergonomis di atas.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berapa Jauh Seekor Kuda Mampu Berlari?

Pertanyaan itu selalu menggelayut setiap kali menonton film-film western macam Dances with Wolves , di mana para penunggang - baik kulit putih maupun indian - memperlakukan kuda tunggangannya bak sepeda motor bermesin saja, memacunya melintasi prairi yang lebarnya berpuluh kilometer. Bagaimanapun kuda adalah makhluk hidup, bukan mesin yang bisa dijalankan semaunya. Mereka dapat menjadi lelah dan butuh istirahat. Yang membedakan kuda dengan kebanyakan mamalia lain adalah endurance mereka yang luar biasa. Berikut beberapa fakta tentang daya tahan fisik seekor kuda yang luar biasa, saya kutip dari the Ultimate Horse Site . Rekor klasik - Pada 1889, Dimitri Peshkov melakukan perjalanan panjang dengan kudanya sejauh 5.500 mil dari Albanzinski, Siberia, menuju St. Petersburg - Kuda Akhal-Teke yang merupakan peranakan dari Turkmenistan, dikenal sebagai kuda dengan daya tahan yang prima. Pada 1935, 38 penunggang kuda Akhal Teke menempuh 2.600 mil dari Ashkabad ke Moskow, 215 mil diantaranya m

Di Balik Bullet Time, Efek Visual The Matrix (1999)

Sekarang mungkin terlihat biasa saja, bahkan terkesan sebagai efek visual 'pasaran' saking seringnya digunakan. Namun ketika The Matrix muncul pada 1999 dengan kejutan efek bullet time yang mampu menghadirkan adegan super slow motion saat Neo (Keanu Reeves) menghindari peluru yang ditembakkan ke arahnya sembari kamera bergerak memutari dirinya, adegan tersebut membikin penonton terpesona. The Matrix bahkan memicu trend penggunaan efek bullet time pada film-film layar lebar lain, kartun, iklan televisi, klip musik, hingga video-video parodi. Bullet time, sering disebut juga dengan virtual camera movement effect , adalah teknik simulasi kecepatan variabel yang diperkaya secara digital, yang memiliki dua karakteristik. Pertama adalah permutasi ekstrem atas waktu sehingga mampu menampilkan adegan super lambat suatu obyek - yang karena kecepatan geraknya - tidak mungkin difilmkan secara konvensional, misalnya gerakan peluru yang ditembakkan menuju sasaran, dan kedua , kemampuan