Baik TV plasma maupun LCD menjanjikan sejumlah keunggulan yang tidak dimiliki oleh teknologi jadoel CRT (Cathode Ray Tube) alias TV dengan tabung gambar yang mblenduk bagian belakangnya itu. Namun jika kedua teknologi panel datar tersebut disandingkan, mana yang layak anda jadikan pilihan? Artikel ini tidak akan membahas secara detil spesifikasi teknis ataupun saran eksplisit "pilih si A saja", melainkan hanya mengangkat beberapa pros & con (sisi baik dan sisi buruk) masing-masing teknologi yang layak anda pertimbangkan, sesuai dengan style dan kebutuhan nonton TV anda. Dan tebal kocek anda, tentunya.
TV Plasma
Teknologi layar plasma datang lebih awal dari LCD. TV plasma menggunakan teknologi di mana sel-sel berukuran kecil yang mengandung campuran gas mulia yang lembam ditempatkan di antara dua panel gelas. Ketika terkena muatan listrik, gas mulia yang terdapat di dalam sel-sel tersebut berubah menjadi plasma yang kemudian membangkitkan fosfor memancarkan cahaya.
Dibandingkan LCD, layar plasma memiliki contrast ratio dan black level yang lebih baik, serta memiliki sudut pengelihatan yang lebih lebar. Selain itu TV plasma juga memiliki keunggulan berupa kualitas gambar yang lebih superior dan "cinematic", response time yang lebih cepat, dan spektrum warna yang prima. Keunggulan-keunggulan tersebut membuat teknologi layar plasma banyak menjadi pilihan untuk home theater atau HD TV (High Definition TV). Pokoknya, TV high-end buat orang berkantong tebal lah. Ketebalan panel display TV plasma hanya sekitar 6 cm, dan ditambah komponen elektronik lain, total hanya memiliki ketebalan kurang dari 10 cm.
Kekurangan teknologi layar plasma adalah lebih berisiko terkena burn-in. Display yang menggunakan fosfor membuat TV plasma tidak dapat menampilkan obyek gambar statis dalam waktu lama, karena akan menciptakan efek bayangan gelap seperti terbakar atau biasa disebut ghost-like image pada tampilan layar. Hal ini disebabkan karena senyawa fosfor yang memancarkan cahaya pada layar plasma akan meredup seiring waktu penggunaan. "Gambar hantu" tersebut hanyalah gejala awal, karena apabila terus-menerus terjadi, akan menimbulkan efek gambar yang seperti "berlumpur" (muddy) yang permanen.
Masalah burn-in relatif tidak lagi menjadi isu penting pada model-model TV plasma keluaran terbaru. Jika anda mengutamakan kualitas gambar terbaik dan sinematik buat menonton tayangan seperti film-film layar lebar via Blu-ray player, Plasma TV is surely the best choice. Namun apabila anda tipikal pengguna yang punya kebiasaan buruk meninggalkan TV menyala selama berjam-jam atau menampilkan gambar statis. Lebih aman buat anda memilih TV LCD.
TV LCD
Selama ini telah menjadi kepercayaan umum bahwa teknologi layar LCD (Liquid Crystal Display) lebih inferior dari plasma dan hanya cocok untuk TV berukuran kecil atau medium, sementara teknologi plasma merajai TV-TV high-end berukuran raksasa. Namun kemajuan dalam teknologi VLSI (Very-large-scale integration) sebagai controller pada TV dan monitor LCD membuat jarak teknologi antara plasma dan LCD menjadi kian sempit. Pabrikan TV LCD telah membuat banyak kemajuan dalam meningkatkan black level dan, dalam banyak kasus, mampu membuat contrast ratio yang nyaris setara dengan TV plasma.
Pabrikan seperti Samsung, Toshiba, Philips, LG, dan ProScan memproduksi LED TV - istilah untuk LED-backlit LCD - yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai backlight menggantikan penerangan fluorescent (CCFL-backlit) pada TV LCD tradisional, baik dengan metode RGB maupun EDGE. Metode EDGE-LEDs bahkan memungkinkan produsen mengurangi ketebalan TV LCD menjadi setipis satu inci saja. Kualitas yang meningkat, bobot yang semakin ringan, harga yang semakin murah, dan konsumsi listrik yang makin hemat membuat TV LCD menjadi semakin kompetitif di pasaran.
Kekurangan layar LCD adalah sudut penglihatan (viewing angle) yang terbatas. Anda harus berada di depan layar untuk menikmati sajian gambar pada TV LCD secara sempurna. Agak bergeser, black level akan menurun. Bahkan apabila menonton terlalu ke samping, anda jadi seperti menyaksikan klise foto. Sebagian pabrikan TV LCD sudah mampu mengatasi masalah ini. Namun masih banyak yang belum. Pastikan anda mengecek hal ini saat berniat membeli LCD TV di toko elektronik.
TV LCD adalah pilihan tepat apabila anda mencari TV yang bandel dan tahan buat nonton berlama-lama. Bagi layar LCD tidak masalah menampilkan gambar statis dalam waktu lama karena tidak memiliki risiko terkena burn-in. Selain itu juga relatif tidak boros listrik terutama jika anda menggunakan teknologi terkini (LED-backlit LCD).
TV LCD juga pilihan prima jika anda mencari TV panel datar ukuran kecil atau menengah yang pas buat ditempelkan di dinding kamar tidur, dapur, atau kamar mandi layaknya lukisan yang memperkaya interior ruangan.
TV Plasma
Teknologi layar plasma datang lebih awal dari LCD. TV plasma menggunakan teknologi di mana sel-sel berukuran kecil yang mengandung campuran gas mulia yang lembam ditempatkan di antara dua panel gelas. Ketika terkena muatan listrik, gas mulia yang terdapat di dalam sel-sel tersebut berubah menjadi plasma yang kemudian membangkitkan fosfor memancarkan cahaya.
Dibandingkan LCD, layar plasma memiliki contrast ratio dan black level yang lebih baik, serta memiliki sudut pengelihatan yang lebih lebar. Selain itu TV plasma juga memiliki keunggulan berupa kualitas gambar yang lebih superior dan "cinematic", response time yang lebih cepat, dan spektrum warna yang prima. Keunggulan-keunggulan tersebut membuat teknologi layar plasma banyak menjadi pilihan untuk home theater atau HD TV (High Definition TV). Pokoknya, TV high-end buat orang berkantong tebal lah. Ketebalan panel display TV plasma hanya sekitar 6 cm, dan ditambah komponen elektronik lain, total hanya memiliki ketebalan kurang dari 10 cm.
Kekurangan teknologi layar plasma adalah lebih berisiko terkena burn-in. Display yang menggunakan fosfor membuat TV plasma tidak dapat menampilkan obyek gambar statis dalam waktu lama, karena akan menciptakan efek bayangan gelap seperti terbakar atau biasa disebut ghost-like image pada tampilan layar. Hal ini disebabkan karena senyawa fosfor yang memancarkan cahaya pada layar plasma akan meredup seiring waktu penggunaan. "Gambar hantu" tersebut hanyalah gejala awal, karena apabila terus-menerus terjadi, akan menimbulkan efek gambar yang seperti "berlumpur" (muddy) yang permanen.
Masalah burn-in relatif tidak lagi menjadi isu penting pada model-model TV plasma keluaran terbaru. Jika anda mengutamakan kualitas gambar terbaik dan sinematik buat menonton tayangan seperti film-film layar lebar via Blu-ray player, Plasma TV is surely the best choice. Namun apabila anda tipikal pengguna yang punya kebiasaan buruk meninggalkan TV menyala selama berjam-jam atau menampilkan gambar statis. Lebih aman buat anda memilih TV LCD.
TV LCD
Selama ini telah menjadi kepercayaan umum bahwa teknologi layar LCD (Liquid Crystal Display) lebih inferior dari plasma dan hanya cocok untuk TV berukuran kecil atau medium, sementara teknologi plasma merajai TV-TV high-end berukuran raksasa. Namun kemajuan dalam teknologi VLSI (Very-large-scale integration) sebagai controller pada TV dan monitor LCD membuat jarak teknologi antara plasma dan LCD menjadi kian sempit. Pabrikan TV LCD telah membuat banyak kemajuan dalam meningkatkan black level dan, dalam banyak kasus, mampu membuat contrast ratio yang nyaris setara dengan TV plasma.
Pabrikan seperti Samsung, Toshiba, Philips, LG, dan ProScan memproduksi LED TV - istilah untuk LED-backlit LCD - yang menggunakan LED (Light Emitting Diode) sebagai backlight menggantikan penerangan fluorescent (CCFL-backlit) pada TV LCD tradisional, baik dengan metode RGB maupun EDGE. Metode EDGE-LEDs bahkan memungkinkan produsen mengurangi ketebalan TV LCD menjadi setipis satu inci saja. Kualitas yang meningkat, bobot yang semakin ringan, harga yang semakin murah, dan konsumsi listrik yang makin hemat membuat TV LCD menjadi semakin kompetitif di pasaran.
Kekurangan layar LCD adalah sudut penglihatan (viewing angle) yang terbatas. Anda harus berada di depan layar untuk menikmati sajian gambar pada TV LCD secara sempurna. Agak bergeser, black level akan menurun. Bahkan apabila menonton terlalu ke samping, anda jadi seperti menyaksikan klise foto. Sebagian pabrikan TV LCD sudah mampu mengatasi masalah ini. Namun masih banyak yang belum. Pastikan anda mengecek hal ini saat berniat membeli LCD TV di toko elektronik.
TV LCD adalah pilihan tepat apabila anda mencari TV yang bandel dan tahan buat nonton berlama-lama. Bagi layar LCD tidak masalah menampilkan gambar statis dalam waktu lama karena tidak memiliki risiko terkena burn-in. Selain itu juga relatif tidak boros listrik terutama jika anda menggunakan teknologi terkini (LED-backlit LCD).
TV LCD juga pilihan prima jika anda mencari TV panel datar ukuran kecil atau menengah yang pas buat ditempelkan di dinding kamar tidur, dapur, atau kamar mandi layaknya lukisan yang memperkaya interior ruangan.
Komentar
Posting Komentar