Langsung ke konten utama

Mengenal Google Android


Ada dua trend besar di dunia teknologi informasi dan gadget pada medio Mei 2010 ini: iPad dan Android. Keduanya boleh dibilang memborong porsi besar pemberitaan, menyingkirkan sejenak subyek-subyek pemberitaan seputar teknologi yang lain. Artikel ini hanya akan membicarakan Android, sebuah platform software terpadu untuk perangkat bergerak (mobile devices) - tidak hanya terbatas pada ponsel.

Apakah Android itu? Kebanyakan orang awam mungkin hanya mengetahuinya secara sederhana sebagai "Handphone Android" atau "ponsel bikinan Google". Tidak sepenuhnya salah memang, tetapi kurang tepat karena teknologi Android jauh lebih luas daripada sekadar dipahami sebagai sebuah merek ponsel atau smartphone.

Google Nexus One dipasarkan di IndonesiaAndroid adalah sekumpulan perangkat lunak terpadu (software stack) untuk perangkat bergerak (mobile devices) seperti telepon selular, ebook reader, netbook, HD TV dan sebagainya, yang terdiri atas sistem operasi, middleware, dan key applications. Android pertama kali dibuat oleh perusahaan perangkat lunak Android, Inc yang lantas dibeli oleh Google. Android kemudian diadopsi oleh Open Handset Alliance sebagai proyek pertama penciptaan standar terbuka untuk peralatan bergerak.

Android dibangun menggunakan versi modifikasi dari kernel Linux versi 2.6. Sistem Android memungkinkan developer (pembuat perangkat lunak aplikasi) menulis kode program untuk aplikasi buatan mereka menggunakan bahasa pemrograman Java, menyediakan tools dan APIs yang dibutuhkan selama pembuatan program, dan mengontrol peralatan bergerak seperti ponsel yang menjalankan aplikasi tersebut melalui Java libraries yang dikembangkan oleh Google.

Sebagai bagian dari upaya mendorong terciptanya standar terbuka (open standards) untuk teknologi perangkat bergerak, Google merilis sebagian besar dari kode-kode program Android dibawah Apache License, sebuah model lisensi untuk open source. Dengan lisensi Apache, vendor yang menggunakan platform Android (misalnya perusahaan pembuat ponsel) dapat menambahkan ekstensi atau program tambahan yang bersifat proprietary tanpa perlu mendaftarkan ekstensi tersebut ke komunitas open source.

Distribusi Android dimulai pada 5 November 2007, ditandai dengan pendirian Open Handset Alliance, sebuah aliansi bersama atau konsorsium yang terdiri atas 65 perusahaan pembuat perangkat keras, software, dan telekomunikasi. Perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam konsorsium Open Handset Alliance antara lain:

- Broadcom Corporation
- Google
- HTC
- Intel
- LG
- Marvel Technology Group
- Motorola
- Nvidia
- Qualcomm
- Samsung Electronics
- Sprint Nextel
- Texas Instrument
- T-Mobile

Pada 9 Desember 2008 aliansi tersebut mengumumkan tambahan 14 anggota baru untuk mendukung proyek Android, yakni ARM Holdings, Atheros Communications, Asustek Computer Inc, Garmin Ltd, Softbank, Sony Ericsson, Toshiba, dan Vodafone Group Plc.

Sebagai platform terpadu, Android memiliki fitur-fitur teknis yang dibutuhkan untuk menyusun sebuah sistem operasi bergerak (mobile OS), meliputi:

- Application framework: memungkinkan reuse dan replacement of components
- Dalvik virtual machine: dioptimalkan untuk mobile devices
- Integrated browser: menggunakan open source WebKit engine
- Optimized graphics: menggunakan custom 2D graphics library; 3D graphics berdasar pada spesifikasi OpenGL ES 1.0 (akselerasi hardware bersifat optional)
- SQLite: untuk mengelola database/structured data storage
- Media support: untuk audio, video, dan still image formats (MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, PNG, GIF)
- GSM Telephony (hardware dependent)
- Bluetooth, EDGE, 3G, dan WiFi (hardware dependent)
- Camera, GPS, compass, dan accelerometer (hardware dependent)
- Rich development environment, meliputi device emulator, tools untuk debugging, memory dan performance profiling, dan plugin untuk Eclipse IDE

Selain fitur diatas, Android dibundel lengkap dengan satu set core applications (aplikasi inti) yang meliputi email client, SMS program, kalender, peta (maps), browser, kontak, dan sebagainya. Semua aplikasi tersebut ditulis dalam bahasa pemrograman Java.

Dengan menyediakan open development platform, Android menawarkan kepada para pengembang untuk membuat aplikasi-aplikasi yang kaya dan inovatif. Pengembang memiliki akses penuh ke framework APIs yang juga digunakan oleh aplikasi inti. Selain itu mereka juga bebas untuk megoptimalkan penggunaan hardware, megakses informasi lokasi, menjalankan layanan sendiri, mengatur alarm, dan fungsi-fungsi lain yang tak terhitung banyaknya.

Untuk libraries yang dapat digunakan oleh komponen-komponen dalam sistem (penting buat para developer/pengembang program), Android menyediakan satu set C/C++ libraries sebagai bagian dari Android application framework, berupa:

System C library: Implementasi turunan BSD dari standard C system library (libc), di-'setel' untuk kebutuhan perangkat berbasis Linux
Media Libraries: Mengacu pada PacketVideo's OpenCORE; media libraries pada Android mendukung kemampuan memutar dan merekam of berbagai format audio dan video, juga untuk membuka file-file image, antara lain format MPEG4, H.264, MP3, AAC, AMR, JPG, dan PNG
Surface Manager: Mengelola akses ke display subsystem dan composites 2D and 3D graphic layers dari berbagai aplikasi
LibWebCore: Web browser engine yang mendukung Android browser untuk menjelajahi halaman web
SGL: 2D graphics engine
3D libraries: Implementasi berbasis OpenGL ES 1.0 APIs; 3D libraries pada Android menggunakan hardware 3D acceleration (jika tersedia pada ponsel/devices) dan software untuk 3D rasterizer
FreeType: Bitmap dan vector font rendering
SQLite: Database engine yang tersedia untuk semua aplikasi

Sejak rilis pertamanya, Android telah mengalami beberapa kali mengalami updating. Berikut adalah versi awal hingga versi terakhir (stabil) dari Android:

Android 1.5 (Cup Cake) SDK

Berbasis pada Linux Kernel 2.6.27. Diluncurkan pada 30 April 2009. Cup Cake antara lain mendukung fungsi-fungsi seperti merekam dan melihat video pada camcorder mode, mengupload video ke YouTube dan foto ke Picasa langsung dari ponsel, dan Bluetooth A2DP support.

Android 1.6 (Donut) SDK

Diluncurkan pada 15 September dengan berbasis Linux Kernel 2.6.29, Donut menambah kemampuan Android seperti support untuk resolusi layar WVGA, antarmuka kamera, camcorder, dan gallery yang terintegrasi, dukungan untuk CDMA/EVDO. 802.1x (WiFi), VPN, Gestures, dan Text-to-speech engine, serta peningkatan kecepatan untuk kamera dan pencarian.

Android 2.0/2.1 (Eclair) SDK

Android 2.0 Eclair dirilis pada 26 Oktober 2009. Update dari versi sebelumnya meliputi peningkatan hardware speed, dukungan untuk lebih banyak ukuran dan resolusi layar, tampilan browser yang baru dan dukungan untuk HTML5, Google Maps 3.1.2, Digital Zoom, dukungan built in flash untuk kamera, Microsoft Exchange, Blutooth 2.1, Live Wallpapers, dan pengayaan virtual keyboard. Android 2.1 diluncurkan pada 3 Desember 2009 dengan tetap menggunakan codename Eclair. Keduanya menggnuakan Linux Kernel 2.6.29.

Android 2.2 (Froyo - Frozen Yogurt)

Lebih jauh mengenai Android 2.2 Froyo monggo simak di sini.

Ingin mengetahui contoh gadgets pintar yang menggunakan Android sebagai platform perangkat lunaknya? Baca artikel lain tentang list smartphone berbasis Android.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berapa Jauh Seekor Kuda Mampu Berlari?

Pertanyaan itu selalu menggelayut setiap kali menonton film-film western macam Dances with Wolves , di mana para penunggang - baik kulit putih maupun indian - memperlakukan kuda tunggangannya bak sepeda motor bermesin saja, memacunya melintasi prairi yang lebarnya berpuluh kilometer. Bagaimanapun kuda adalah makhluk hidup, bukan mesin yang bisa dijalankan semaunya. Mereka dapat menjadi lelah dan butuh istirahat. Yang membedakan kuda dengan kebanyakan mamalia lain adalah endurance mereka yang luar biasa. Berikut beberapa fakta tentang daya tahan fisik seekor kuda yang luar biasa, saya kutip dari the Ultimate Horse Site . Rekor klasik - Pada 1889, Dimitri Peshkov melakukan perjalanan panjang dengan kudanya sejauh 5.500 mil dari Albanzinski, Siberia, menuju St. Petersburg - Kuda Akhal-Teke yang merupakan peranakan dari Turkmenistan, dikenal sebagai kuda dengan daya tahan yang prima. Pada 1935, 38 penunggang kuda Akhal Teke menempuh 2.600 mil dari Ashkabad ke Moskow, 215 mil diantaranya m

Tips Memilih Kursi Ergonomis Untuk Bekerja Nyaman di Depan Komputer

Karakteristik pekerjaan yang mengharuskan penggunaan komputer sebagai peralatan kerja membuat para karyawan kantoran, penulis, programmer, hingga pekerja kreatif seperti web designer atau digital artist menghabiskan sebagian besar jam sibuk mereka duduk di depan layar komputer meja ( PC desktop ) atau laptop. Namun di sisi lain berlama-lama duduk statis di depan layar bukanlah aktivitas yang sehat. Karena itu, untuk mencegah efek buruk terhadap kesehatan seperti sakit punggung ( back pain ), cedera karena tekanan terus-menerus (repetitive stress injuries ), dan sakit leher, kita harus melakukan upaya untuk membuat suasana berkomputasi menjadi seergonomis mungkin. Salah satunya adalah dengan menggunakan kursi kerja berkaidah ergonomik. Menurut artikel TWiki yang dipublikasikan oleh situs web Richmond University , Kata ergonomi berasal bahasa Yunani; ergo = bekerja dan nomos = ilmu tentang. Maka ergonomi secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai ilmu tentang segala aspek kegiatan

Di Balik Bullet Time, Efek Visual The Matrix (1999)

Sekarang mungkin terlihat biasa saja, bahkan terkesan sebagai efek visual 'pasaran' saking seringnya digunakan. Namun ketika The Matrix muncul pada 1999 dengan kejutan efek bullet time yang mampu menghadirkan adegan super slow motion saat Neo (Keanu Reeves) menghindari peluru yang ditembakkan ke arahnya sembari kamera bergerak memutari dirinya, adegan tersebut membikin penonton terpesona. The Matrix bahkan memicu trend penggunaan efek bullet time pada film-film layar lebar lain, kartun, iklan televisi, klip musik, hingga video-video parodi. Bullet time, sering disebut juga dengan virtual camera movement effect , adalah teknik simulasi kecepatan variabel yang diperkaya secara digital, yang memiliki dua karakteristik. Pertama adalah permutasi ekstrem atas waktu sehingga mampu menampilkan adegan super lambat suatu obyek - yang karena kecepatan geraknya - tidak mungkin difilmkan secara konvensional, misalnya gerakan peluru yang ditembakkan menuju sasaran, dan kedua , kemampuan