Langsung ke konten utama

Eyetracking, Metode Canggih Mengukur Perilaku Konsumen di Era Online dan Multimedia

Anda mengelola sebuah situs web? Berapa banyak informasi yang benar-benar anda ketahui tentang perilaku pengunjung situs anda? Di sebelah mana anda harus meletakkan konten yang paling penting (atau iklan) pada tata letak halaman situs untuk memastikan konten atau iklan tersebut mendapatkan perhatian paling tinggi dari pengunjung? Cara konvensional dan manual untuk mengumpulkan informasi-informasi semacam itu dengan mengajukan pertanyaan kepada responden dalam bentuk kuesioner tertulis sudah ketinggalan zaman, karena metode tersebut hanya sanggup mengungkapkan sebagian kecil dari kenyataan yang sebenarnya.

Poynter Institute yang bekerja sama dengan Estlow Center for Journalism & New Media, dan Eyetools (perusahaan berfokus pada riset-riset eyetracking) merilis studi untuk mempelajari bagaimana orang-orang melihat situs berita online, yang disebut Eyetrack III research. Riset Eyetrack III tersebut mengamati dan merekam pergerakan mata 46 orang responden yang diminta membaca mock desain situs-situs berita dan konten multimedia lain di layar komputer selama satu jam.

Apa sebenarnya "eyetracking"? Eyetracking adalah teknologi yang melacak pergerakan mata seseorang saat membaca sesuatu atau menatap layar komputer (atau media lain yang menampilkan suatu obyek) dengan menggunakan kamera khusus yang mampu "membaca" dan merekam gerakan mata manusia dengan tingkat akurasi yang tinggi. Data tersebut lantas dianalisis untuk mengungkapkan pola yang terjadi. Riset eyetracking tidak terbatas pada mengukur tingkat ketertarikan orang pada elemen-elemen desain sebuah situs web, namun dapat pula digunakan untuk mengukur efektivitas penempatan iklan, atau pada sisi rak sebelah mana pembeli di supermarket merasa tertarik saat berbelanja. Bagi pelaku bisnis, informasi-informasi praktis semacam ini sangat penting untuk meningkatkan penjualan mereka.

Meskipun riset pelacakan mata Poynter Institute khusus dirancang untuk mempelajari desain situs berita, riset tersebut juga sangat berguna untuk diaplikasikan pada situs-situs non berita. Bahkan jika Anda hanya mengelola situs e-commerce kecil atau blog yang diisi iklan-iklan AdSense, eyetracking dapat membantu untuk menentukan "peta panas" atau heatmap situs Anda.

Berdasarkan studi eyetracking pula (dikombinasikan dengan data trend jumlah dan letak klik yang terjadi) Google membuat heatmap, yakni area-area pada halaman hasil pencarian dan halaman web publisher AdSense di mana pengunjung paling banyak melihat dan mengklik iklan:


Pada gambar diatas, bagian sudut kiri atas yang berwarna merah tua adalah area di mana tingkat perhatian pengunjung dan klik paling banyak terjadi, sehingga selain menempatkan iklan-iklan di sebelah kanan hasil pencarian, Google juga menempatkan blok iklan lain di area "panas" tersebut. Contoh lain dari heatmap dengan format yang telah disederhanakan adalah AdSense heatmap:


"Peta panas" AdSense di atas adalah bagian dari panduan yang disediakan Google buat para publisher AdSense untuk membantu mereka memperoleh pendapatan yang optimal dari klik pengunjung melalui penempatan iklan yang tepat. Warna yang paling gelap menunjukkan potensi jumlah klik paling tinggi sehingga iklan 'mestinya ditempatkan di situ. Sebaliknya, warna terang hingga putih menunjukkan bahwa tingkat perhatian pengunjung sangat kurang di area tersebut, sehingga percuma saja menempatkan iklan di sana karena tidak akan diperhatikan. Namun semua itu hanya pedoman yang berlaku secara umum, tidak untuk semua kasus.

Heatmap sebuah situs dibuat dengan menggabungkan data aktivitas pengunjung situs (atau responden yang diuji) pada halaman situs tersebut yang meliputi gerak mata mereka saat menatap halaman tersebut, pola klik mouse mereka, dan bahkan seberapa jauh pengunjung melakukan scrolling (melihat hingga bagian bawah halaman situs sebelum meninggalkan halaman tersebut). Heatmap memberi gambaran menyeluruh tentang aktivitas pengunjung pada sebuah halaman web.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Berapa Jauh Seekor Kuda Mampu Berlari?

Pertanyaan itu selalu menggelayut setiap kali menonton film-film western macam Dances with Wolves , di mana para penunggang - baik kulit putih maupun indian - memperlakukan kuda tunggangannya bak sepeda motor bermesin saja, memacunya melintasi prairi yang lebarnya berpuluh kilometer. Bagaimanapun kuda adalah makhluk hidup, bukan mesin yang bisa dijalankan semaunya. Mereka dapat menjadi lelah dan butuh istirahat. Yang membedakan kuda dengan kebanyakan mamalia lain adalah endurance mereka yang luar biasa. Berikut beberapa fakta tentang daya tahan fisik seekor kuda yang luar biasa, saya kutip dari the Ultimate Horse Site . Rekor klasik - Pada 1889, Dimitri Peshkov melakukan perjalanan panjang dengan kudanya sejauh 5.500 mil dari Albanzinski, Siberia, menuju St. Petersburg - Kuda Akhal-Teke yang merupakan peranakan dari Turkmenistan, dikenal sebagai kuda dengan daya tahan yang prima. Pada 1935, 38 penunggang kuda Akhal Teke menempuh 2.600 mil dari Ashkabad ke Moskow, 215 mil diantaranya m

Tips Memilih Kursi Ergonomis Untuk Bekerja Nyaman di Depan Komputer

Karakteristik pekerjaan yang mengharuskan penggunaan komputer sebagai peralatan kerja membuat para karyawan kantoran, penulis, programmer, hingga pekerja kreatif seperti web designer atau digital artist menghabiskan sebagian besar jam sibuk mereka duduk di depan layar komputer meja ( PC desktop ) atau laptop. Namun di sisi lain berlama-lama duduk statis di depan layar bukanlah aktivitas yang sehat. Karena itu, untuk mencegah efek buruk terhadap kesehatan seperti sakit punggung ( back pain ), cedera karena tekanan terus-menerus (repetitive stress injuries ), dan sakit leher, kita harus melakukan upaya untuk membuat suasana berkomputasi menjadi seergonomis mungkin. Salah satunya adalah dengan menggunakan kursi kerja berkaidah ergonomik. Menurut artikel TWiki yang dipublikasikan oleh situs web Richmond University , Kata ergonomi berasal bahasa Yunani; ergo = bekerja dan nomos = ilmu tentang. Maka ergonomi secara sederhana dapat diterjemahkan sebagai ilmu tentang segala aspek kegiatan

Di Balik Bullet Time, Efek Visual The Matrix (1999)

Sekarang mungkin terlihat biasa saja, bahkan terkesan sebagai efek visual 'pasaran' saking seringnya digunakan. Namun ketika The Matrix muncul pada 1999 dengan kejutan efek bullet time yang mampu menghadirkan adegan super slow motion saat Neo (Keanu Reeves) menghindari peluru yang ditembakkan ke arahnya sembari kamera bergerak memutari dirinya, adegan tersebut membikin penonton terpesona. The Matrix bahkan memicu trend penggunaan efek bullet time pada film-film layar lebar lain, kartun, iklan televisi, klip musik, hingga video-video parodi. Bullet time, sering disebut juga dengan virtual camera movement effect , adalah teknik simulasi kecepatan variabel yang diperkaya secara digital, yang memiliki dua karakteristik. Pertama adalah permutasi ekstrem atas waktu sehingga mampu menampilkan adegan super lambat suatu obyek - yang karena kecepatan geraknya - tidak mungkin difilmkan secara konvensional, misalnya gerakan peluru yang ditembakkan menuju sasaran, dan kedua , kemampuan